Saturday, November 9, 2013

Kehancuran Martabat Wanita Seringkali Disebabkan oleh Laki-laki, Benarkah?

Sudah banyak wanita yang telah menjadi korban hancurnya martabat dan harga diri. Kasus yang masih hangat adalah tentang seorang guru (wanita) yang tersangkut masalah pornografi. Tidak perlu diceritakan kembali karena pembaca pasti sudah tahu dari berbagai media.
Yang ingin saya bahas adalah, wanita selalu menjadi korban cemoohan. Dan yang saya sayangkan bukan cuma pihak laki-laki yang melecehkan tapi dari kaumnya sendiri sesama wanita pun ikut meramaikan, menghujat dan memojokkan. Itulah gambaran masyarakat kita.

Terlepas dari kepribadian ibu guru yang mungkin dianggap tidak baik karena ke khilafannya, alangkah baiknya bila kita tidak menghakimi. Sebagai wanita saya prihatin terhadap kejadian ini, karena bukan hanya kasus bu guru yang meng-upload bugil foto dirinya tapi juga kasus-kasus lainnya yang melibatkan kaum wanita. Contoh kasus lain adalah wanita yang terseret kasus korupsi, gratifikasi seks, pencucian uang dan lain-lain.

Belum lagi kasus pelecehan seks yang dialami seorang polwan, di mana di situ jelas dia yang menjadi korban tapi tetap saja masih juga disalahkan oleh atasan dianggap tidak disiplin sebagai pembelaan diri karena telah melakukan pelecehan. Padahal awalnya kan karena laki-laki yang memulai melecehkan. Bingung saya…

Terlepas dari apapun motivasi seorang wanita melakukan kebodohan yang jelas semua tidak lepas dari campur tangan laki-laki. Hal ini bisa dimaklumi karena wanita lebih banyak menggunakan perasaannya (emosi) daripada rasionya (akal). Sebabnya karena wanita cenderung kalah oleh keegoisan laki-laki.

Apakah itu sudah kodrat? Wanita seharusnya menjadi partner laki-laki. Karena peran wanita dalam kehidupan tidaklah mudah. Mulai dari menikah, mempunyai anak-anak kemudian mengurus mereka belum lagi mengurus urusan rumah tangga yang tidak pernah ada habisnya. Beruntung bila wanita diberi kesabaran dan keikhlasan yang luar biasa untuk menjalaninya. Tapi tidak sedikit pula yang menyerah dan lari dari kenyataan, maka taruhannya sangat besar yaitu kehancuran. Tidak banyak laki-laki yang memahami hal ini.

Jadi sudah jelas bagi seorang wanita bahwa dirinya harus menjaga harkat dan martabat sebaik-baiknya dan dengan sekuat tenaga. Dan laki-laki (yang tidak memahami wanita) dengan segala keegoisannya dengan mudah menghancurkan harkat dan martabat itu. So be a nice and gentleman ...


______________

No comments:

Post a Comment